Berganti Usia di Dieng Plateu (Part 2)
Dieng, 24 Februari 2015 Alarm berbunyi. Sudah pukul 03.00, rupanya. Saya langsung terbangun. Begitu juga dengan Uniey. Tanpa buang waktu, kami cuci muka dan segera memasukkan beberapa keperluan untuk melihat sunrise (sekali lagi) di Sikunir. Dieng pagi itu sama seperti kemarin. Dingin tak terkira, meski tubuh sudah dibalut jaket, kupluk, pashmina dan kaos kaki. Dibawah mas Dwi sudah siap. Ia mengajak temannya, tapi saya lupa siapa namanya, sebagai pengantar ke Dieng. Saya dibonceng mas Dwi. Lelaki yang senang bercanda ini tahu benar bagaimana membawa kendaraan yang baik, terlebih saat membawa tamu. Dia menyediakan helm dan tidak memacu motornya kencang-kencang. Rasa takut yang kemarin saya rasakan ketika dibonceng mas Cebong, seketika hilang. Saya percaya dengan si pemacu mesin ini. Sesampainya di gerbang Sikunir, teman mas Dwi memutuskan tidak ikut ke atas. Jadi, hanya kami bertiga yang akan melihat sunrise pagi itu. Perjalanan menuju Sikunir pagi itu ter...