Hong Kong 3 Days 2 Nights: Full of Rain (Part 3): Ngong Ping

Begitu itinerary resmi Media Fam Trip ke Hong Kong dikirim, saya langsung googling mencari tahu seperti apa tempat-tempat yang akan didatangi. Ketik kata 'Ngong Ping', klik, saya langsung ternganga sekaligus excited melihat hasilnya. Wow, ini tempat keren banget! Oke, harus  ngambil foto banyak-banyak di tempat ini. Tapi seperti yang dari awal saya cerita, Hong Kong justru sedang hujan-hujannya. Sementara foto-foto dari hasil googling itu kebanyakan saat langit Hong Kong sedang cerah dan matahari bersinar. Jadi, lupakan keinginan motret dengan harapan bisa mendapatkan foto seperti hasil googling. Mari nikmati Ngong Ping sambil ditemani hujan.

Kereta gantung di Ngong Ping

Ngong Ping 360. Maksudnya, dari dalam kereta kabel yang membawa pengunjung menuju Pulau Lantau tempatnya  'desa' Ngong Ping, akan tersaji pemandangan Hong Kong berupa laut, hutan dan beberapa titik air terjun dengan bebatuan putihnya. Terlihat juga Hong Kong Airport.

Inilah lantai si Crystal Cable Car
Lintasan yang dilalui kereta gantung Ngong Ping sepanjang 5,7 kilometer, dimulai dari stasiun MRT Tung Chung. Ada dua pilihan kereta gantung: yang biasa seperti yang dilihat di Ancol atau Taman Mini, atau yang lantai bawahnya menggunakan kaca. Namanya Crystal Cable Car. Naik ini menuju 'desa' Ngong Ping tentu punya sensasi tersendiri. Bayangkan, berada di ketinggian, dibawah terlihat jelas hutan rindang atau lautan, dan terasa semilir angin dari sela-sela bagian samping kereta gantung. Terdengar juga suara angin. Wus..wus..wus. Karena hujan, kabut cukup tebal pun turun. Sesekali si kereta gantung menembus kabut itu.

Usai menempuh perjalanan selama 25 menit dan melewati 8 tower, saya tiba di toko souvenir. Toko ini seperti pintu gerbang sebelum semua pengunjung benar-benar bisa masuk ke 'desa' Ngong Ping. Gerimis masih terus turun saat saya berjalan menuju 'desa' Ngong Ping. Patung Budha berukuran amat besar dan terbuat dari perunggu, Tian Tan Budha atau Big Budha, menjadi lokasi incaran saya.

Big Budha
Perjalanan menuju Big Budha  mengingatkan saya pada perjalanan menuju puncak Gunung Bromo; melewati 268 anak tangga dan cukup bikin ngos-ngosan. Big Budha dihadapan saya tampak duduk diantara bunga teratai yang mekar. Badannya terbuat dari 160 potongan perunggu, kepalanya dibentuk menggunakan perunggu dan emas. Saat matahari bersinar, kepala Big Budha akan terlihat berkilauan. Big Budha duduk dalam posisi Sakyamuni Budha. Ini posisi Budha ketika ia menerima pencerahan dibawah pohon bodi. Big Budha menghadap ke utara, tepatnya ke arah China Daratan.
Tiga dari enam patung 'The Offering  of Six Devas
Big Budha dikeliling enam patung yang juga terbuat dari perunggu, bernama 'The Offering of Six Devas'. Masing-masing patung itu tampak memegang persembahan yang melambangkan amal, meditasi, moralitas, kesabaran, kebijaksanaan dan semangat.







Diseberang Big Budha terdapat Po Lin Monastery, sebuah biara yang dibangun pada 1908. Sayang karena waktu yang sempit dan hujan, saya hanya memotret gerbang Po Lin.

Sekembalinya di Stasiun Tung Chung saya dan beberapa teman media mendatangi City Gates Outlets. Inilah salah satu surganya belanja wisatawan  yang datang ke Hong Kong. Produk-produk yang punya nama besar di jual dengan harga murah disini. Sebut saja The Body Shop, Adidas, atau Nike. Saya hanya melihat-lihat saja di mall yang sangat besar ini. Selesai berfoto di depan mall, saya dan teman-teman pun kembali ke dalam bus. Kami siap makan malam di pasar ikan yang berada di daerah Lee Yue Mun.







Comments

Popular posts from this blog

Market Values (Wanna Be) at Tiong Bahru Market, Singapore

Jalan-Jalan Jakarta Lewat Susur Oranje Boulevard

Melaka, Antara Drama Mencari Hostel dan Resepsionis Ganteng