Berganti Usia di Dieng Plateu (Part 2)

Dieng, 24 Februari 2015


Alarm berbunyi. Sudah pukul 03.00, rupanya. Saya  langsung terbangun. Begitu juga dengan Uniey. Tanpa buang waktu, kami cuci muka dan segera memasukkan beberapa keperluan untuk melihat sunrise (sekali lagi) di Sikunir. Dieng pagi itu sama seperti kemarin. Dingin tak terkira, meski tubuh sudah dibalut jaket, kupluk, pashmina dan kaos kaki. Dibawah mas Dwi sudah siap. Ia mengajak temannya, tapi saya lupa siapa namanya, sebagai pengantar ke Dieng.

Saya dibonceng mas Dwi. Lelaki yang senang bercanda ini tahu benar bagaimana membawa kendaraan yang baik, terlebih saat membawa tamu. Dia menyediakan helm dan tidak memacu motornya kencang-kencang. Rasa takut yang kemarin saya rasakan ketika dibonceng mas Cebong, seketika hilang. Saya percaya dengan si pemacu mesin ini. 


Sesampainya di  gerbang Sikunir, teman mas Dwi memutuskan tidak ikut ke atas. Jadi, hanya kami bertiga yang akan melihat sunrise pagi itu. Perjalanan menuju Sikunir pagi itu terbilang lebih sepi dari kemarin. Sepanjang perjalanan, kami tidak menemukan teman perjalanan yang juga ingin melihat matahari terbit.


Mendekati tempat kemarin kami melihat sunrise, mas Dwi bertanya, kami mau melihat sunrise dimana. Sudah tentu kami lebih memilih lokasi yang sedikit lebih ke atas dibandingkan kemarin. Perjalanan pun berlanjut, menyusuri tapakan yang lebih terjal. Satu spot dipilih mas Dwi. Ia menamakan spot itu sebagai Bukit Bintang. Bukit Bintang sebenarnya tidak benar-benar bukit. Ia hanya berupa tanah yang letaknya sedikit lebih tinggi dibandingkan sekitarnya. Tak ada tumbuhan disana, kecuali beberapa undakan batu. Bukit Bintang bisa menampung sekitar 10 orang. Tapi, pagi itu, semua orang memilih sebuah pondok di depan Bukit Bintang untuk melihat sunrise. Jadi, kami sepenuhnya menguasai tempat itu.


Tak lama setelah mas Dwi shalat, ia membawa dua gelas teh manis panas. “Ini hadiah ulang tahun”, katanya. Hari itu, tepat 24 Februari, Uniey ulang tahun. Saya sudah mengucapkan selamat, tak lama setelah kami tiba di Bukit Bintang.

Sunrise Sikunir, 24 Februari 2015


Sekitar pukul 05.30, mulai terlihat sinar jingga. Alam memang seperti sedang berbaik hati dengan Uniey, sang berbahagia. Awan tidak terlalu tebal, matahari juga cukup terlihat. Cantik! Rasanya, tidak pernah ada puasnya memotret matahari hari itu. Setelah matahari kian bulat dan mulai bersinar semakin terik, kami bergegas turun karena harus mengejar kereta di Purwokerto. Lagi-lagi mas Dwi benar-benar bisa menjadi andalan. Dia begitu baik membantu kami mencarikan ojek dan menelepon travel agar kami bisa mengejar kereta.


Tentang mas Dwi, kalau mencoba mencari tahu tentang Dieng melalui mesin pencarian Google, bisa dipastikan nama lelaki yang mengaku berusia 30 tahun dan sedang mencari pendamping ini (:D) kerap muncul. Ia sering ditulis-tulis sebagai guide yang andal. Banyak yang memberkan pujian juga rasa terima kasih atas jasanya. Di Trip Advisor pun nama mas Dwi kerap ditulis. Saya sendiri setuju dengan tulisan-tulisan itu. Mas Dwi sangat baik dan andal.


Tiba di Bu Djono, kami langsung membereskan barang bawaan. Setelah itu, mas xxx dan temannya sudah siap mengantarkan kami menuju tempat travel di Wonosobo. Lagi-lagi mas Dwi berbaik hati kepada kami. Ia memberikan kami dua nasi bungkus khas Dieng; Nasi Megono. Ketika akan dibayar, ia bilang, ini kado ulang tahun lagi. Terima kasih sangat, mas, atas semua kebaikannnya. Senang kenal dengan mas Dwi.


Motor segera dipacu. Sambil menuruni dataran tinggi Dieng, saya pandangi langit hari itu. Bersih dan biru dengan awan tipis yang cantik. Ah Uniey, lo benar-benar beruntung hari itu! Alam pun turut berbahagia dengan umur lo yang baru. Happy Birthday, dear friend.




*Setelah pulang dari Dieng, butuh sekitar dua minggu untuk bisa move on menghilangkan kenangan trip Dieng. Suasana Dieng yang tenang dan dingin, membuat hidup seolah berjalan amat tenang. Sampai-sampai, saya dan Uniey memutuskan, kalau sedang kacau tingkat dewa, cari ransel, berkemas dan langung menuju Dieng :D.


Comments

  1. ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
    Pengalaman yang tak terlupakan ya. :)
    ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jalan-Jalan Jakarta Lewat Susur Oranje Boulevard

Market Values (Wanna Be) at Tiong Bahru Market, Singapore

Melaka, Antara Drama Mencari Hostel dan Resepsionis Ganteng